Ditulis oleh:
ROBERT EDY SUDARWAN (0813 796 5000 1)
KEPALA DEPARTEMEN INFOKOM KAMMI
KOMISARIAT IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
Kaum muda adalah cadangan energi masa depan bangsa. Sungguh ironis ketika kaum muda, khususnya mahasiswa terjebak dalam pola hedonis hidup yang berujung pada materialistis. Dengan demikian menjadi sebuah keharusan sejarah bagi mahasiswa sebagai benteng moral kehidupan bangsa untuk menggugat praktek kekuasaan yang tidak mencerminkan reformasi pembangunan di segala bidang.
Menjadi tanggung jawab mahasiswa untuk terus berjuang memperbaiki bangsanya. Kesadaran untuk bebas dari kebodohan dan kemiskinan merupakan tanggung jawab untuk kita semua. Dipundak mahasiswalah bangsa ini menaruh harapan untuk hidup lebih baik di masa mendatang.
Seyogyanya mahasiswa mampu menangkap perasaan rakyat akan kepentingan kesejahteraan dan demokrasi. Dengan adil dan merata melalui kemampuan intelektualnya dan kepribadian yang cemerlang. Ini adlah konsekwnsi logis bangsa yang merdeka berkembang dan berdaulat.
Perjalanan idealitas mahasiswa bukanlah hal yang mudh dan tannpa ganjalan. Gerakan mahasiswa semestinya adalah gerakan yang independent, non partisipan, dan lebihdan lebih di dasarka pada subtansi perubahan. Dengan begitu tidak ada alasan lagi bagi gerakan mahasiswa untuk menimbang – nimbang siapa yang akan muncul dalam panggung dunia politik. Tetapi yang terpenting adalah apa yang telah dilakukan untuk reformasi..
Gerakan moral adalah tawaran penting yang harus dipikirkan Negeri ini. Karena gerakan moral adalah gerakan independen dengan idelitas yang tinggi. Gerakan yang tidak terkait dengan kepentingan dan agenda politik per individu. Karena pada dasarnya gerakan mahasiswa dengan pelakunya yang silih berganti adalah gerakan pelurus sejarah kebenaran yang tidak akan pernah berubah setiap masa.
Idealitas mahasiswa dengan konsekuensinya adalah harga mahal yang tidak dapat di beli dengan apapun. Dengan produk gerakan moralnya, gerakan ini tidak berkepentingan dengan siapa yang akan muncul di pentas politik. Maka tidak pada tempatnya jika gerakan ini digunakan sebagai tempat untuk menanggapi berbagai isu yang di gunakan personal untuk membelah kekuatan dan melunturkan semangat idealisme. Sehingga anggapan bahwa gerakan mahasiswa di tunggangi dan di biayai merupakan fitnah dan prilaku kepanikan para penuduh telah kehilangan kreatifitas menghentikan gerakan reformasi.
Melihat sinyalemen di atas, hadirnya era kebangkitan Indonesia baru merupakan suatu keharusan bangi bangsa Indonesia . Kebangkitan ini harus di dasari oleh semangat nasionalitas yang tinggi oleh kaum mudanya. Penanaman atas wawasan kebangsaan "semu" oleh penyelenggara Negara harus dikikis habis. Bukan waktunya lagi kaum muda terjebak oleh pragmatisasi politik yang yang berujung pada pembodohan social.
Kecerdasan dalam berfikir dan bertindak adalah keharusan yang harus dimiliki setiap mahasiswa. Dengan idelitas yang dibangun sejak dini adalah sarana penyokong berjalanya roda kepemimpinan yang ideal . Penanaman terhadap gerakan moral yang idealis dan Independen harus menjadi prioritas dalam agenda membangun negeri ini. Proses pengkaderan itu harus muncul dan di bangun dalam wadah - wadah organisasi yang mempunyai semangat nasiolitas yang tinggi. Keinginan untuk membangun kearah yang lebih baik dengan semangat idelisme dalam memasuki dunia politik harus dimiliki oleh setiap calon pemimpin masa depan bangsa.
Sehingga gerakan mahasiswa menjadi gerakan moral yang rasional. Gerakan yang berinteletual ini perlu ditunjukakan dengan sikap demokratis dan anti anarkis. Mari kita buktikan bahwa proses pembodohan itu tidak berlaku pada mahasiswa. Dengan produk mengkemas tindakan anarki dengan retorika demokrasi. Penempatkan gerakan mahasiswa dalam tulisan ini adalah tidak lain karena peran gerakan mahasiswa sebagai pelopor dan penggerak dalam membela rakyat dari berbagai tirani dan segala bentuk ketimpangan yang terjadi di Indonesia . Mahasiswa dan gerakannya senantiasa mengusung panji-panji keadilan, kejujuran, selalu hadir dengan ketegasan dan keberanian. Walaupun memang tak bisa dipungkiri, faktor pemihakan terhadap ideologi tertentu turut pula mewarnai aktifitas politik mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya yang tak kalah besar dari kekuatan politik lainnya.
Mahasiswa yang merupakan sosok pertengahan dalam masyarakat yang masih idealis namun pada realitasnya terkadang harus keluar dari idealitasnya. Pemihakan terhadap ideologi tertentu dalam gerakan mahasiswa memang tak bisa dihindari. Pasalnya, pada diri mahasiswa terdapat sifat-sifat intelektualitas dalam berpikir dan bertanya segala sesuatunya secara kritis dan merdeka serta berani menyatakan kebenaran apa adanya. Sebuah konsep yang cukup ideal bagi sebuah pergerakan mahasiswa walau tak jarang pemihakan-pemihakan tersebut tidak pada tempatnya.
Pada mahasiswa kita mendapatkan potensi-potensi yang dapat dikualifikasikan sebagai modernizing agents. Praduga bahwa dalam kalangan mahasiswa kita semata-mata menemukan transforman sosial berupa label-label penuh amarah, sebenarnya harus diimbangi pula oleh kenyataan bahwa dalam gerakan mahasiswa inilah terdapat pahlawan-pahlawan damai yang dalam kegiatan pengabdiannya didorong oleh aspirasi-aspirasi murni dan semangat yang ikhlas. Kelompok ini bukan saja haus edukasi, akan tetapi berhasrat sekali untuk meneruskan dan menerapkan segera hasil edukasinya itu, sehingga pada gilirannya mereka itu sendiri berfungsi sebagai edukator-edukator dengan cara-caranya yang khas.
Dalam kehidupan gerakan mahasiswa terdapat jiwa patriotik yang dapat membius semangat juang lebih radikal. Mereka sedikit pun takkan ragu dalam melaksanakan perjuangan melawan kekuatan tersebut. Berbagai senjata ada di tangan mahasiswa dan bisa digunakan untuk mendukung dalam melawan kekuasaan yang ada agar perjuangan maupun pandangan-pandangan mereka dapat diterima. Senjata-senjata itu, antara lain seperti petisi, unjuk rasa, boikot atau pemogokan, hingga mogok makan. Dalam konteks perjuangan memakai senjata-senjata yang demikian itu, perjuangan gerakan mahasiswa jika dibandingkan dengan intelektual profesional, lebih punya keahlian dan efektif.
Kedekatannya dengan rakyat terutama diperoleh lewat dukungan terhadap tuntutan maupun selebaran-selebaran yang disebarluaskan dianggap murni pro-rakyat tanpa adanya kepentingan-kepentingan lain mengiringinya. Adanya kedekatan dengan rakyat dan juga kekuatan massif mereka menyebabkan gerakan mahasiswa bisa bergerak cepat berkat adanya jaringan komunikasi antar mereka yang aktif layaknya bola salju, semakin lama semakin besar. Oleh karena itu, sejarah telah mencatat peranan yang amat besar yang dilakukan gerakan mahasiswa selaku prime mover terjadinya perubahan politik pada suatu negara.
Masa selama studi di kampus merupakan sarana penempaan diri yang telah merubah pikiran, sikap, dan persepsi mahasisaw dalam merumuskan kembali masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Kemandegan suatu ideologi dalam memecahkan masalah yang terjadi merangsang mahasiswa untuk mencari alternatif ideologi lain yang secara empiris dianggap berhasil. Maka tak jarang, kajian-kajian kritis yang kerap dilakukan lewat pengujian terhadap pendekatan ideologi atau metodologis tertentu yang diminati. Tatkala, mereka menemukan kebijakan publik yang dilansir penguasa tidak sepenuhnya akomodatif dengan keinginan rakyat kebanyakan, bagi mahasiswa yang committed dengan mata hatinya, mereka akan merasa "terpanggil" sehingga terangsang untuk bergerak.
Sehingga dialektika terhadap pewacanaan social bisa menjadi produk murni yang patut dibanggakan dalam perwujudan gerakan yang ideal. Tanpa ada intimidasi dari kekuatan politik berkepentingan, tanpa ada kekuatan yang mnyetir langkah nya. Dan ahirnya gerakan mahasiswa ini haruspu mengutuk tindakan premanisme politik yang menghalalkan anarkisme untuk tujuanya. Dengan demikian idealisme perjuangan akan mampu mengembalikan ruh semangat perjuangan reformasi yang telah terebut kaum muda di era lalu. Jangan biarkan para dictator berkedok demokrasi memati surikan reformasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar