Jumat, 08 Mei 2009

filosofi gerakan

Filosofi Gerakan KAMMI



Visi KAMMI
KAMMI adalah wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin dalam upaya mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang Islami.



Misi KAMMI
a. Membina keislaman, keimanan dan ketaqwaan mahasiswa muslim Indonesia
b. Menggali, mengembangkan dan memantapkan potensi dakwah, intelektual, sosial dan politik mahasiswa
c. Memelopori dan memelihara komunikasi, solidaritas dan kerjasama mahasiswa Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan bangsa dan negara.
d. Mencerahkan dan meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang rabbani, madani, adil dan sejahtera.
e. Mengembangkan kerjasama antar elemen bangsa dan negara dengan semangat membawa kebaikan, menyebar manfaat, dan mencegah kemungkaran (amar ma'ruf nahi munkar)





Kredo Gerakan
a. KAMMI adalah orang-orang yang berfikir dan berkehendak merdeka. Tidak ada satu orangpun yang bisa memaksa KAMMI bertindak. KAMMI hanya bertindak atas dasar pemahaman, bukan taklid, serta atas dasar keikhlasan, bukan mencari pujian dan kedudukan.



b. KAMMI adalah orang-orang pemberani, hanyalah Allah yang kami takuti. Tidak ada satu makhlukpun yang bisa menggentarkan hati KAMMI atau membuat KAMMI tertunduk apalagi takluk kepadanya. Tiada yang KAMMI takuti, kecuali takut pada-Nya.



c. KAMMI adalah petarung sejati. Atas nama al-haq KAMMI bertempur, sampai tidak ada lagi fitnah dimuka bumi ini. KAMMI bukanlah orang yang melarikan diri dari medan pertempuran atau orang-orang yang enggan pergi berjihad. KAMMI akan memenangkan setiap pertarungan dengan menegakkan prinsip-prinsip Islam.



d. KAMMI adalah penghitung resiko yang cermat, tetapi KAMMI bukanlah orang-orang yang takut mengambil resiko. Syahid adalah kemuliaan dan cita-cita tertinggi KAMMI. KAMMI adalah para perindu syurga. KAMMI akan menyebarkan aromanya di dalam kehidupan keseharian KAMMI kepada suasana lingkungan KAMMI. Hari-hari KAMMI senantiasa dihiasi dengan tilawah, zikir, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, diskusi-diskusi yang bermanfaat dan jauh dari kesia-siaan, serta kerja-kerja yang konkret bagi perbaikan masyarakat. KAMMI adalah putra-putri kandung dakwah, akan beredar bersama dakwah ini ke manapun perginya, menjadi pembangunnya yang paling tekun, menjadi penyebarnya yang paling agresif, serta penegaknya yang paling kokoh.



e. KAMMI adalah orang-orang yang senatiasa menyiapkan diri untuk masa depan Islam. KAMMI bukanlah orang-orang yang suka berleha-leha, minimalis dan loyo. KAMMI senantiasa bertebaran di dalam kehidupan, melakukan eksperimen yang terencana, dan KAMMI adalah orang-orang yang progresif yang bebas dari kejumudan, karena KAMMI memandang bahwa kehidupan ini adalah tempat untuk belajar, agar kami dan para penerus kami menjadi perebut kemenangan yang hanya akan kami persembahkan untuk Islam.



f. KAMMI adalah ilmuwan yang tajam analisisnya, pemuda yang kritis terhadap kebathilan, politisi yang piawai dalam memperjuangkan kepentingan umat. Seorang pejuang di siang hari dan rahib di malam hari, pemimpin yang bermoral, teguh pada prinsip dan mampu mentransformasikan masyarakat, guru yang mampu memberikan kepahaman dan teladan, sahabat yang tulus dan penuh kasih sayang, relawan yang mampu memecahkan masalah sosial, warga yang ramah kepada masyarakatnya dan responsif terhadap masalah mereka, manajer yang efektif dan efisien, panglima yang gagah berani dan pintar bersiasat, prajurit yang setia, diplomat yang terampil berdialog, piawai berwacana, luas pergaulannya, percaya diri yang tinggi,semangat yang berkobar tinggi.



Prinsip Gerakan KAMMI
a. Kemenangan Islam adalah jiwa perjuangan KAMMI
b. Kebathilan adalah musuh abadi KAMMI
c. Solusi islam adalah tawaran perjuangan KAMMI
d. Perbaikan adalah tradisi perjuangan KAMMI
e. Kepemimpinan umat adalah strategi perjuangan KAMMI
f. Persaudaraan adalah watak muamalah KAMMI



Karakter Organisasi KAMMI
KAMMI adalah organisasi kader (harakatut tajnid) dan organisasi pergerakan (harakatul amal)



Paradigma Gerakan KAMMI
1. KAMMI adalah gerakan dakwah tauhid



a. Gerakan dakwah tauhid adalah gerakan pembebasan manusia dari berbagai bentuk penghambaan materi, nalar, sesama manusia dan lainnya, serta mengembalikan pada tempat yang sesungguhnya
b. Gerakan dakwah tauhid merupakan gerakan menyerukan deklarasi tata peradaban kemanusiaan yang berdasarkan pada nilai-nilai universal wahyu ketuhanan (ilahiyyah) yang mewujudkan islam sebagai rahmat semesta (rahmatan lil'aalamiin)
c. Gerakan dakwah tauhid adalah gerakan perjuangan berkelanjutan untuk menegakkan nilai kebaikan universal dan meruntuhkan tirani kemungkaran (amar ma'ruf nahi mungkar)



2. KAMMI adalah gerakan intelektual profetik



a. Gerakan intelektual profetik adalah gerakan yang meletakkan keimanan sebagai ruh atas penjelajahan nalar akal
b. Gerakan intelektual profetik merupakan gerakan yang mengembalikan secara tulus dialektika wacana pada prinsip-prinsip kemanusiaan yang universal
c. Gerakan intelektual profetik adalah gerakan yang mempertemukan nalar akal dan nalar wahyu pada usaha perjuangan perlawanan, pembebasan, pencerahan dan pemberdayaan manusia secara organik.



3. KAMMI adalah gerakan sosial independen



Gerakan sosial independen adalah gerakan kritis yang menyerang sistem peradaban materialistik dan menyerukan peradaban manusia berbasis tauhid. Gerakan sosial independen merupakan gerakan kultural yang berdasarkan kesadaran dan kesukarelaan yang berakar pada nurani kerakyatan. Gerakan sosial independen merupakan gerakan pembebasan yang tidak memiliki ketergantungan pada hegemoni kekuasaan politik-ekonomi yang membatasi.



4. KAMMI adalah gerakan politik ekstraparlementer



Gerakan politik ekstraparlementer adalah gerakan perjuangan melawan tirani dan menegakkan demokrasi egaliter. Gerakan politik ekstraparlementer adalah gerakan sosial kultural dan struktural yang berorientasi pada penguatan rakyat secara sistematis dengan melakukan pemberdayaan institusi-institusi sosial/rakyat dalam mengontrol proses demokrasi formal.



Unsur-Unsur Perjuangan KAMMI
Agar dakwah dapat tumbuh berkelanjutan secara seimbang , tetap berada pada orientasi yang benar, mampu mengelola amanah dan masalah, dan terus memiliki kekuatan untuk mewujudkan tujuan-tujuannya, maka KAMMI menyusun dirinya diatas unsur-unsur sebagai berikut:



1. Bina Alqo'idah al-ijtima'iyah (membangun basis sosial), yaitu membangun lapisan masyarakat yang simpati dan mendukung perjuangan KAMMI, yang meliputi masyarakat umum, mahasiswa, organisasi dan lembaga swadaya masyarakat, pers, tokoh, dan lain sebagainya.



2. Bina Al-qo'idah alharakiyah (membangun basis operasional), yaitu membangun lapisan kader KAMMI yang bergerak ditengah-tengah masyarakat untuk merealisasikan dan dan mengeksekusi tugas-tugas dakwah yang telah digariskan KAMMI.



3. Bina Al-qo'idah alfikriyah (membangun basis konsep), yaitu membangun kader pemimpin yang mampu menjadi tauladan masyarakat, memiliki kualifikasi keilmuan yang tinggi sesuai bidangnya, yang menjadi guru bagi gerakan, mengislamisasikan ilmu pengetahuan pada bidangnya, dan memelopori penerapan solusi islam terhadap berbagai segi kehidupan manusia.



4. Bina Al-qo'idah as siyasyah (membangun basis kebijakan), yaitu membangun kader ideolog, pemimpin gerakan yang menentukan arah gerak dakwah KAMMI, berdasarkan situasi dan kondisi yang berkembang.



Keempat unsur tersebut merupakan piramida yang seimbang, harmonis dan kokoh, yang menjamin keberlangsungan gerakan KAMMI
Selengkapnya...

Kamis, 30 April 2009

ANGGOTA BIASA 1

Profil AB 1
Aktivis yang memiliki syakhsiyah Islamiyah al-harakiyah, kesiapan dan kesediaan untuk bergerak di tengah-tengah masyarakat guna merealisasikan dan mengeksekusi tugas-tugas dakwah yang telah digariskan KAMMI. (Syakhsiyah Islamiyah—al-Qa’idah Ijtima’iyah wal harakiyah)

INDEKS ANGGOTA BIASA (AB) 1
Aqidah
- Memahami prinsip – prinsip tauhid beserta konsekuensinya sebagai jiwa dan paradigma dalam merasa, berfikir dan bertindak.
- Memiliki aqidah yang bersih yang tercermin dalam sikap, pemikiran dan tindakan.
- Memahami rukun iman
- Berniat dan bersumpah hanya karena Allah.
- Meyakini adanya siksa kubur
- Mengetahui hakikat penciptaan manusia sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah di muka bumi.
- Memerangi segala bentuk takhayul, bid’ah, khurofat dan kemungkaran.
- Menjauhi dosa-dosa besar
- Tidak megkafirkan sesama muslim
Fikrah dan manhaj Perjuangan
- Meyakini Islam sebagai sistem yang sempurna dalam mengatur kehidupan manusia.
- Menolak segala bentuk ide dan pemikiran yang bertentangan dengan Islam.
- Memahami hakekat & tujuan dakwah Islamiyah.
- Memahami karakteristik da’wah Rasulullah pada tiap periodesasinya.
- Memahami Filosofis Gerakan KAMMI sebagai harokatuttajnid (organisasi pergerakan) dan harokatul ’amal (organisasi pergkaderan)
- Intensitas keterlibatan dalam forum mentoring KAMMI berjalan baik.
- Mulai terlibat dalam aktivitas dakwah kampus.
Akhlaq
- Menepati janji
- Disiplin
- Menutup aurat
- Menjaga adab pergaulan: interaksi lawan jenis, ghadul bashar, tidak berikhtilat
- Menghindari tempat dan perbuatan maksiyat: dusta, zina, mabuk, merokok, judi, riba
- Menghindari akhlak sayyiah: takabur, ghibh, hasad
- Menghormati dan berbuat baik terhadap orangtua (birrul walidain)
- Menunaikan hak-hak ukhuwah
- Menjauhi kesia-siaan
Ibadah
- Bersemangat dalam mengerjakan sholat lima waktu secara berjama’ah.
- Berpuasa Ramadhan
- Mengeluarkan zakat.
- Membiasakan tilawah rutin dengan tajwid
- Hafal minimal 1 juz Al Quran
- Membiasakan Qiyamullail minimal seminggu sekali
- Membiasakan dzikir harian (ma’tsurot).
Tsaqofah KeIslam-an
- memahami karakter agama Islam
- memahami siroh nabawiyah
- mengetahui ‘Ulumul Quran
- mengetahui fiqh ibadah
- mengetahui dasar politik islam
- mengetahui sejarah dan perkembangan islam di Indonesia
Wawasan Ke-Indonesia-an
- memahami sejarah Indonesia
- paham potensi Indonesia (geopolitik,
geoekonomi, geoculture,demografi)
Kepakaran dan profesionalitas
- mengenal disiplin imu yang sedang digeluti
- mampu mengetahui potensi enterpreunership
- menjauhi sumber penghasilan haram tidak menunda dalam melaksanakan hak orang lain
Kemampuan sosial Politik
- Memiliki kepekaan politik (sense of politics)
- Memahami pandangan Islam tentang politik
- Mengenal dasar-dasar politik Islam dan barat.
- Memiliki kemampuan dasar jurnalistik
- Memiliki kemampuan sosial
- Memahami masalah-masalah sosial
- Memahami dasar-dasar ilmu analisis sosial
Pergerakan dan kepemimpinan
- Mengetahui tata keorganisasian KAMMI
- Mengetahui dasar-dasar aktifitas keorganisasian.
- Aktif dalam aktifitas keorganisasian
- Memahami dasar-dasar kepemimpinan
Pengembangan diri
- Memahami diri dan potensi pribadi
- Menguasai ketrampilan dasar kehidupan
- Rajin belajar ragam pengetahuan, kemampuan,dan ketrampilan
- memiliki tradisi menjaga kesehatan dan kekuatan fisik Selengkapnya...

TAFSIR KEPRIBADIAN UTUH KADER KAMMI Tafsir Karakter Kader Atas Filosofi Gerakan KAMMI

Dalam manhaj kaderisasi kualitas karakter kader KAMMI termaktub dalam rangkaian Filosofi Gerakan KAMMI. Terdapat 39 citra kader yang tercermin dari karakter gerakan KAMMI sebagai berikut:
1. Pemimpin tangguh : Memiliki gaya kepemimpinan yang berkarakter yang didasarkan pada basis kesadaran intelektual, sosial dan spiritual.
2. Iman dan taqwa : Meyakini akan kebenaran yang datang dari Allah dan Rasul, dan tidak ada sedikitpun keraguan untuk merealisasikannya dalam kehidupan.
3. Intelektual : Memiliki dan mengembangkan tradisi membaca, menulis, berdiskusi dan aksi dengan menjunjung tinggi objektivitas berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran universal dalam rangka perbaikan ummat.
4. Pelopor : Memiliki gagasan untuk mengawali perubahan kearah perbaikan.
5. Komunikatif : Mampu menyampaikan pesan dan informasi baik kepada individu atau kelompok secara efektif sehingga menghasilkan perubahan sikap/perilaku sesuai dengan pesan yang disampaikan.
6. Solidaritas : Memiliki sense of crisis dan kemampuan untuk membangun kebersamaan guna menyelesaikan permasalahan kerakyatan dan kebangsaan.
7. Amal jama’i : Membangun sinergi positif antar elemen masyarakat dengan semangat membawa kebaikan, menyebar manfaat dan mencegah kemungkaran.
8. Problem solver : Berorientasi pada solusi berdasarkan yang berlandaskan pada prinsip-prinsip islam.
9. Independen : Kemandirian untuk menentukan pilihan dan kehendak atas dasar pemahaman.
10. Ikhlas : Bersandarkan kepada ridho Allah, dan bukan kepada kepentingan yang tersamar.
11. Pemberani : Mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya , resiko dan kesulitan.
12. Mujahid : Bersungguh-sungguh terhadap segala aktifitas yang dilakukannya.
13. Penghitung resiko yang cermat: Mampu mengambil keputusan yang tepat yang didasari atas perhitungan yang matang.
14. Perindu syurga : Berorientasi pada kebahagian akhirat.
15. ’Abid : Menjadikan segala aktifitas untuk tujuan ibadah pada Allah.
16. Da’i : Giat menyeru ke jalan Allah dengan hikmah, dan nasihat yang baik.
17. Menjauhi kesia-siaan : Mengisi waktu dengan aktivitas yang bermanfaat.
18. Visioner : Memiliki pandangan dan wawasan yang luas terhadap apa yang tampak pada khayalan dan cita-cita; kemampuan untuk melihat pada inti persoalan.
19. Aktif : Senantiasa bergerak.
20. Progresif : Kesiapan diri untuk terus berproses lebih maju.
21. Manusia pembelajar : Haus terhadap ilmu; mampu memanfaatkan setiap kesempatan untuk memperluas wawasan.
22. Ilmuwan : Menekuni spesifikasi ilmu tertentu; berkecimpung dalam dunia ilmu pengetahuan.
23. Kritis : Memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap kebenaran.
24. Politisi : Peka dan mampu berfikir strategis dalam pengambilan kebijakan terkait dengan permasalahan ummat.
25. Moralis : Menjunjung tinggi etika dan adab-adab Islam
26. Transformatif : Kemampuan mengaktualisasikan gagasan / konsep ke dalam realitas.
27. Murobbi : Memiliki kemampuan untuk meningkatkan, mengembangkan dan memberdayakan potensi obyek dakwahnya; mampu menunjukkan keteladanan.
28. Social worker : Berpartisipasi dalam aktifitas pelayanan sosial; mampu menjawab tantangan sosial yang ada di masyarakat baik di masa sekarang maupun yang akan datang.
29. Empatik : Melibatkan diri secara emosional terhadap permasalahan yang dihadapi orang lain.
30. Supel : Terbuka pemikiran, memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai macam kondisi sosial masyarakat.
31. Manajer : Memiliki kemampuan mengelola sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
32. Ahli strategi : Memiliki kapasitas berfikir strategis.
33. Loyal : Keberpihakan kepada Allah, rasul dan orang-orang beriman.
34. Diplomat : Memiliki kecakapan untuk menggunakan pilihan kata bagi keuntungan pihak yang bersangkutan dalam perundingan, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat.
35. Luas wawasan : Menguasai berbagai macam aspek keilmuan
36. Percaya diri : Yakin akan kemampuan yang dimilikinya.
37. Militan : Bersemangat tinggi dan tangguh dalam berjuang.
38. Kemandirian ekonomi : Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
39. Istiqomah Selengkapnya...

DRAFT SOSIALISASI MANHAJ TUGAS BACA (MANTUBA) Kader AB 2


”Bacalah, dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Telah Menciptakan”

{Qs.Al-Alaq: 1}

”Membaca buku yang baik itu,
bagaikan mengadakan percakapan dengan para cendekiawan yang paling cemerlang dari masa lampau, yakni para penulis buku itu. Ini semua bahkan merupakan percakapan yang berbobot, lantaran dalam buku-buku itu mereka menuangkan gagasan-gagasan mereka yang terbaik
semata-mata...”

(Rene Descartes)

Nama Kegiatan
Manhaj Tugas Baca (Mantuba) kader AB 2


Tujuan
• Menambah wawasan dan intelektualitas kader
• Membangun budaya membaca

Bentuk Kegiatan
Kader AB 2 diwajibkan membaca buku-buku yang terdapat didalam silabus MANTUBA AB 2 secara mandiri. Target 1 (satu) buah buku dalam 1 minggu. Hal ini akan dievaluasi ketika pelaksanaan MK 2, insya Allah.

Silabus Mantuba AB 2

1. Petunjuk Jalan—Sayyid Qutb
2. Generasi Masa Depan Generasi yang Menang—Yusuf Qaradhawy
3. Huru Hara Hari Kiamat—Ir. Sasongko
4. Umur Umat Islam, Hari Kiamat dan Dajjal—Amin Muhammad Jamaluddin
5. Roh—Ibnu Qayyim al-Jauziyah
6. Sifat Shalat Nabi—Nasiruddin Al-Banni
7. Fiqh Sunnah—Sayyid Sabiq
8. Riyadlush-Sholihin—Imam Nawawi
9. Perilaku Tarbiyah— ?
10. Mereka Yang Telah Pergi—al-Mustasyar
11. Don’t be Sad—Aidh bin Al-Qarniy
12. Anatomi Masyarakat Islam—Yusuf Qaradhawy
13. Risalah Pergerakan—Hasan Al-Banna
14. Manhaj Haraki—Muhammad Munir al-Ghadban
15. Rakaizud-Da’wah—Dr. Al-Majdi
16. Jundullah—Said Hawa
17. Fiqh Dakwah—Musthafa Masyhur
18. Kepribadian Da’i—Irwan Prayitno
19. Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin—Utsman Abdul Mu’iz
20. Saat Dakwah Memasuki Wilayah Politik—Abu Ridha
21. ’Amal Siyasi—Abu Ridha
22. Perangkat-perangkat Tarbiyah Ikhwanul Muslimin—Ali Abdul Halim Mahmud
23. Fiqh Prioritas—Yusuf Qaradhawy
24. Idarah Da’wah—KH. Hilmi Aminuddin
25. Siyasatud-Da’wah—KH. Hilmi Aminuddin
26. Da’wah Fardiyah—Muh. Nuh
27. Konsep Pemikiran Gerakan Ikhwan—Muh. Abdullah al-Khatib dan Muh. Abdul Halim Hamid
28. Menyelami Samudera 20 Prinsip Hasan al-Banna—Abdullah bin Qasim al-Wasyli
29. Pelatihan Kepemimpinan Gerakan Islam—Hisyam Thalib
30. Menjadi Pemimpin yang Efektif dan Berpengaruh—Jamal Madhi
31. Cara Cerdas Mengambil Keputusan—Akrim Ridha
32. Ketegasan dalam Sepekan— ?
33. Mencari Pahlawan Indonesia—Anis Matta
34. Pemikiran Kontemporer Politik Ikhwanul Muslimin—Prof. Dr. Taufiq Yusuf al-Wa’iy
35. Zionisme: Gerakan Menaklukan Dunia—Z.A. Maulani
36. Anarki Kapitalisme—Andre Gorz
37. Rekayasa Sosial—Jalaluddin Rakhmat
38. Merubah Kebijakan Publik— ?
39. Pertumbuhan Harakah Islam—Hilmi Aminuddin
40. Islam Liberal—Adian Husaini
41. Islamisasi Pengetahuan—Isma’il Razi al-Faruqi
42. Sebelum Anda Mengambil Keputusan Besar Itu—Anis Matta
43. Menjadi Enterpreneur— ? Selengkapnya...

Kewajiban Permananen Pemuda : Mahasiswa

Oleh : Busyral Hanif
Sekretaris KAMMI Komisariat


Hidup ini penuh dengan variasi… kadangkala kita perlu berani… Ada masa perlu mendiamkan diri… mengalah bukan berarti tiada visi… tetapi merancang agenda menjaring misi…

Allahauakbar !

Seorang Mujadid abad ke-20, Imam Syahid Hasan Al-Banna mengatakan dalam “Wajibatul Akh”-nya di Risalatu Ta’lim, “Hendaklah kalian bersungguh-sungguh meningkatkan kapasitas dirimu, hingga tongkat kepemimpinan itu diserahkan pada kalian yang memiliki kualitas.”

Perlu dipahami bagi kita yang menjadi aktivis dakwah, al-Qur’an telah menetapkan sebuah aksioma sejarah yang tidak dapat digugat kebenarannya, yakni bahwa masa depan kepemimpinan dunia ini akan dikendalikan oleh hamba-hamba-Nya yang shaleh sebagaimana janjinya dalam kitab suci QS. Al-Anbiya : 105
Bahwa negeri ini adalah negeri yang menjadi sumber harapan umat Islam untuk sebuah kebangkitan. Dengan keragaman budaya yang dimilikinya, Indonesia merangkum berbagai budaya dunia, hal ini mengindikasikan bahwa memperbaiki indonesia dengan tingkat kesulitannya yang kompleks berarti sedang melatih diri untuk memperbaiki dunia. Ya, dengan demikian kesadaran yang harus dibangun adalah kesadaran bahwa sistem gerakan dan sistem bangsa kita sebenarnya lebih tepat sedang memproduksi para pemimpin peradaban. Kita berharap, apa yang dilakukan teman-teman adalah menyiapkan diri untuk menjadi pemimpin global di masa mendatang.
KAMMI sebagai wadah perjuangan permanan yang akan melahirkan pemimpin masa depan dalam mewujudkan bangsa dan negara yang islami akan tetap mempersiapkan peranan dalam rekonstruksi umat dan bangsa dalam wujud kepemimpinan tersebut.

Dan diantara kewajiban seorang pemuda atau da’i mahasiswa adalah:
• Meningkatkan rasa tanggung jawab
• Memiliki izzah dengan Islam
• Baik dalam memahami Islam
• Memiliki Manhaj wasath (pertengahan)
• Memahami Islam dengan benar
• Khidmatul Mujtama’ (melayani masyarakat)
• Da’wah ilal Islam (mengajak ke jalan Islam)
• Membekali diri dengan ilmu dan tsaqafah
• Membekali diri dengan tsiqoh dan amal (optimisme)
• Ta’awun dengan saudara-saudaranya
• Waspada diri dari fitnah
• Waspada diri dari tsaqofah beracun
• Anah (pakai perhitungan) dan tidak terburu-buru

Begitulah profil pemuda yang disukai Allah. Jadi banyak manfaat yang akan diraih menjadi seorang aktivis dakwah jika kita mau belajar berorganisasi. Pemuda yang tampak idealis seringkali lihai dalam berwacana, akan lebih baik jika wacana itu dibumikan dan mengkombinasikannya dengan potensi kepemimpinannya pada sebuah paket gerakan yang terpadu dan terancang dengan rapi dalam serangkaian agenda rekonstruksi umat dan bangsa. (rijajul: 2008)

Sungguh yang Allah sukai dari pemuda adalah ketika ia bersedia terlibat dalam gerakan rekonstruksi umat. Jika kita mengorganisir diri menjadi aktivis dakwah kampus yang disebut gerakan mahasiswa Islam, maka sesungguhnya diri kita tengah mengamalkan ayat-ayat berikut ini:
“sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan teratur bagaikan bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Ash-Shaff: 4) Selengkapnya...

Sabtu, 25 April 2009

Pendidikan, Politik dan Kedewasaan

Oleh:
Robert Edy Sudarwan ( 0813 79 650001)
Kepala Departemen Infokom KAMMI Komisariat IAIN Raden Intan Lampung
Jln. Sentot Alisyabana. Gang Pembangunan H .No 13 Kelurahan Way Dadi. Kec. Sukarame BDL



Term "Reformasi" senantiasa menjadi mainstrem kelompok anti kemapanan di bumi pertiwi ini semenjak era sembilan puluhan. Pada mulanya mereka didakwa oleh pemegang kekuasaan sebagai musuh pemerintahan. Sikap kritis mereka atas penyimpangan kebijakan para penyelenggara negara dianggap melawan negara. Aktifitas ini melebar saat pemilu 1997, di mana kelompok status quo tidak menginginkan singgasananya tergoyahkan.


Krisis moneter berlanjut pada krisis ekonomi, krisis kepercayaan dan politik. Yang semua itu ternyata mampu menggiring terangkatnya kebenaran nilai-nilai yang dibawa oleh kaum reformis. Rakyat yang semula bersifat masa bodoh karena ekonominya tercabik – cabik dan termarjinalkan. Serta kemiskinan yang semakin meningkat membuat mereka tergerak untuk mendukung gerakan reformasi dari pada mengikuti segelintir elit yang menginjak –injak hak rakyat.



Ketika upaya perubahan sudah di dapat dengan berbagai liku dan rintangan yang ada. Perjuangan mahasiswa dan rakyat harus mempunyai tujuan dan arah yang jelas. Konstruksi era pasca Orde baru harapannya harus mampu mencerminkan pemerintahan yang kredibel, dipercaya rakyat, mengakar, bersih dari unsur KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Cita – cita untuk tidak sektarian serta mampu merealisasikan kejujuran, kebenaran, keadilan dan kemakmuran di bumi nusantara adalah harga mutlak yang harus diwujudkan.



Fakta yang muncul dalam proses reformasi pada langkah awal penataan bangunan pasca orde baru dalam buku "Islam Kebangsaan" yang ditulis oleh Prof. Said Aqil Siradji adalah dengan menurunkan para pejabat bermental "bunglon". Baik di lingkungan MPR, eksekutif, legislatif, yudikatif, ABRI dan semua lini pemerintah mulai tingkat pusat sampai kelurahan. Kemudian diteruskan dengan rekonstruksi perundang – undangan yang tidak relevan dengan reformasi. Seperti lima paket UU politik serta perundangan – undangan, inpres, kepres, perpu, permen, perda atau peraturan lain yang diproyeksikan untuk melanggengkan status quo rezim Orde Baru.



Walhasil konstruksi era pasca Orde Baru yang menginginkan pemerintahan yang benar – benar melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Menomorsatukan kebenaran dan kejujuran , menegakkan keadilan, menjunjung tinggi moral, ahlakul karimah dan, berperadaban. Serta memegang teguh prinsip – prinsip HAM dan benar – benar mewujudkan pemerintahan demokratis yang merakyat belum dikatakan maksimal. Ketika melihat realitas negeri ini yang semakin tidak dewasa dengan usianya yang menua.



Ironitas pelik yang muncul dan terjadi di kalangan elit politik tidak dapat dihindarkan. Wabah ketidakdewasaan di dalam bersikap dan bertindak merupakan cermin buram negeri ini. Tampak di seantero pelosok negeri banyak tampilan sikap yang tidak mencerminkan kedewasaan. Pesta demokrasi yang hanya dijadikan sebagai ajang perebutan kekuasaan. Dengan mengorbankan berbagai macam kepentingan demi tujuannya. Membawa masyarakat ke arah pragmatis dengan politik uang. Dan menghalalkan segala cara untuk mewujudkan cita – citanya adalah wujud dari ketidak dewasaan yang kita temui.



Lunturnya moral para kader dan simpatisan parpol pun tidak kalah mengkhawatirkan. Indikasi ini muncul ketika proses demokrasi di warnai dengan maraknya politik uang dengan kampanye yang terkesan pragmatis. Warna demokrasi yang semakin kehilangan identitas dengan sulitnya membedakan antara aksi artis dan aksi caleg. Yang lebih memilukan kebanyakan rakyat tidak menyadari itu semua. Banyak yang asik dan terlena dengan janji – janji muluk para caleg tanpa berpikir panjang untuk keberlangsungan negeri ini lima tahun kedepan.



Protret buram itu pun tidak hanya muncul pada kalangan rakyat yang ada di bawah. Realitas memilukan pun terjadi dikawasan elit. Munculnya gagasan untuk menyediakan Rumah Sakit Jiwa eksekutif bagi para caleg, sudah cukup mewakili bahwa di negeri tercinta ini budaya siap menang dan siap kalah tidak termanifestasi. Kedewasaan dalam berfikir dan bersikap sangat sulit kita temui di wilayah elit politik, walaupun tetap ada yang kredibel dan konsisten. Karena ketika orientasi untuk menjadi caleg hanya untuk mencari harta, maka akan sulit kita dapatkan alam demokrasi yang indah. Yang orientasi dari keberadaanya sebagai elit politik adalah semata – mata untuk membangun negeri.



Ketika perjalanan demokrasi semakin tersudut dengan orientasi yang lupa dengan tujuan awal reformasi. Maka yang menjadi penekanan hari ini adalah bagaimana kita bisa mengembalikan cita – cita awal itu. Munculnya sosok yang paripurna merupakan bagian dari tujuan bersama kita. Sosok pemimpin yang benar – benar diharapkan kapasitasnya demi membangun negeri ini. Bukan pemimpin yang miskin visi, miskin idelitas dan tidak mempunyai orientasi dalam arah perjalanannya.



Pendidikan politik menjadi tawaran penting untuk bisa di dapat oleh setiap elemen masyarakat di Negeri ini. Dengan itu harapanya dapat meningkatkan keridibilitas kita sebagai warga dalam menjalankan moralitas yang baik. Perbaikan moralitas politik menjadi suatu keharusan bagi upaya keluar dari badai krisis bangsa Indonesia. Karena moralitas merupakan tawaran ahir yang tidak dapat di tolak lagi demi terwujudnya cita – cita sebagai bangsa yang cinta kemakmuran. Tanpa ahlak dan prilaku manusianya yang baik, cita – cita untuk membawa bangsa ini lari dari keterpurukan akan sulit didapatkan.



Melihat kenyataan itu penanaman moral yang baik di wilayah elit hingga ke bawah sangat di butuhkan dan sangat substansif. Karena moralitas merupakan sesuatu yang dilakukan bukan diucapkan. Tindakan bukan tulisan, pelaksanaan bukan kekuasaan, pengamalan bukan hafalan, kenyataan bukan penataran, kata hati bukan diskusi, esensi bukan teori, realitas bukan identitas, afektif bukan kognitif , aplikatif bukan normatif, amaliah bukan ilmiah. Eksistensinya tidak bisa di buat – buat, dipalsukan atau hanya sekedar simbolik dan formalitas. Bagusnya teori, banyaknya ajaran, menumpuknya kitab, lancarnya hafalan, tingginya kedudukan dan jabatan, banyaknya harta bukan jaminan akan baiknya moral seseorang. Tidak mustahil seorang miskin papa, justru lebih bernoral ketimbang pejabat.



Moralitas yang luhur merupakan karateristik ketuhanan yang melekat dalam diri manusia. Tuhan akan memilih di antara hamba – hambanya yang taat untuk mewujudkan karakteristik tersebut. Karakteristik ketuhanan yang bersifat kekal, esensial dan substansial. Perbedaaan ras, suku, bahasa, bahkan agama tidak menjadi penghalang bagi realisasi moral yang mulia.



Sebagai salah satu bidang dalam kehidupan, politik jelas tidak dapat di pisahkan dari wacana moralitas (kode etik). Hampir setiap langkah warga negara di semua level selalu bersentuhan dengan bidang ini. Dalam Islam, concern umat terhadap politik sudah muncul semenjak awal lahirnya Islam. Pertikaian kaum muslimin dengan kaum musyrikin mustahil bisa diatasi jika tidak memakai strategi (baca: politik) yang jitu. Namun, politik yang dimaksudkan Islam jelas yang berperadaban, bermoral, humanis, tidak menghalalkan segala cara serta yang mengacu pada suatu kaidah fiqih (legalitas Islam). " Tasharuruful imam 'alar-ra'iyyah, manuthun bilmashlahah". Bahwa kebijakan penyelenggara negara atas rakyat senantiasa harus mengedepankan kemaslahatan. Dengan demikian dinamika kehidupan suatu negara, standarnya dilihat dari efektifitas penyelengara negara dalam mengimplementasikan aspirasi warganya.



Hakikat sebuah negara (bangsa) seperti organ tubuh manusia. Dimana otak menjadi pengatur semua aktifitas tubuh di bantu organ tubuh lainya. Jangan berharap menjadi manusia sempurna dan sukses, manakala otaknya masih kotor dan penuh obsesi syaitoniah. Kemuliaan seseorang (bangsa), manakala mampu menguras sifat ke-akuanya yang bersifat jasmani, di isi dengan sifat ketuhanan yang bersifat ruhani.



Reformasi moral, dengan demikian diharapkan mampu mengarahkan untuk mengubah sifat kemanusiaan seseorang menjadi sifat yang berketuhanan. Sehingga pendidikan moralpun di proyeksikan untuk dapat menjadikan wakil Tuhan di muka bumi. Namun menyamakan langkah tersebut bukanlah pekerjaan ringan dan gampang. Tidak semudah teori yang di baca dan dituturkan. Karena pada diri manusia selain di beri hati nurani yang senantiasa menegakkan karakteristik ketuhanan (al-khuluq), juga diberi hawa nafsu yang cenderung tergiur oleh materi yang nisbi dan instan.



Dengan demikian, perjuangan untuk mewujudkan iklim perpolitikan yang dinamis dan baik tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pendewasaan politik pada setiap elemen mayarakat sangat dinantikan. Sehingga mosi tidak percaya dan degradasi moral yang muncul dalam masyarakat akan dapat terminimalisasi. Kuncinya adalah kembali kepada ajaran Agama masing – masing, dengan mengedepankan moralitas yang baik.
Selengkapnya...

anggaran dasar KAMMI

KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
(KAMMI)
ANGGARAN DASAR




MUQODDIMAH




Bismillahirrohmaanirrohim




Bahwa sesungguhnya hakekat penciptaan manusia adalah untuk menjadi khalifah Allah di muka bumi. Peradaban di muka bumi akan tegak dan sempurna manakala amanah itu ditunaikan dalam kerangka penyembahan dan pengabdian kepada Allah sebagai pribadi muslim. Kaum muslimin adalah pemegang hak atas peradaban dunia yang dibangun atas nilai-nilai tauhid. Oleh karena itu, seorang muslim memiliki kewajiban asasi untuk berda’wah amar ma’ruf nahi munkar menegakkan kalimat tauhid. Da’wah tauhid adalah tugas suci seorang muslim untuk menyadarkan, membebaskan, dan memerdekakan manusia dari penghambaan kepada manusia dan materi menuju penghambaan yang sejati yaitu kepada Allah yang Maha Pencipta, dengan mengajak kepada kebenaran, menegakkan keadilan, dan mencegah kebathilan dengan cara yang ma’ruf.




Bahwa sesungguhnya mahasiswa adalah entitas intelektual yang menempati posisi strategis dalam perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Mahasiswa adalah agen-agen pengubah, pilar-pilar keadilan dan kebenaran, teladan perjuangan, dan aset masa depan bangsa Indonesia.


Kaum muslimin adalah bagian terbesar bangsa Indonesia, sehingga masa depan bangsa Indonesia akan ditentukan oleh peran-peran sejarah kaum muslimin. Sementara itu, sejarah Indonesia adalah sejarah tirani, penindasan, dan kedzaliman atas rakyatnya yang mustadh’afin, termiskinkan, dan terpinggirkan. Sejarah kelam tersebut pada penghujung abad ke-20—pada tahun 1998—telah mencapai puncaknya. Oleh karena itu, sebagai manifestasi dari jiwa perjuangan Islam dan semangat perjuangan mahasiswa, maka pada tanggal 1 Dzulhijjah 1418 H bertepatan dengan 29 Maret 1998 M, Mahasiswa Muslim Indonesia sebagai Aktivis Da’wah Kampus di seluruh Indonesia menghimpun diri dalam sebuah wadah perjuangan yang bernama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). KAMMI meyakini bahwa Islam adalah rahmat bagi bangsa Indonesia dan bagi seluruh alam, karena Islam adalah agama Allah yang sempurna dan paripurna, yang telah meliputi seluruh aspek kemanusiaan. Sehingga KAMMI dengan potensi keimanan, keislaman, intelektual, dan kecendikiawanan sebagai anugerah Allah SWT meletakkan dirinya sebagai kawah candradimuka untuk menciptakan pemimpin-pemimpin dalam upaya mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang Islami sehingga terbentuk bangsa dan negara Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur dalam lindungan ampunan Allah SWT. Didasari keprihatinan mendalam terhadap krisis nasional yang melanda negeri ini dan didorong tanggung-jawab moral terhadap penderitaan rakyat yang masih terus berlangsung, serta ittikad baik untuk berperan aktif dalam proses perubahan dan perbaikan, maka kami segenap mahadidwa muslim Indonesia mendeklarasikan lahirnya:
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
(K A M M I)




Selanjutnya, KAMMI menempatkan diri sebagai bagian tak terpisahkan dari rakyat dan akan senantiasa berbuat untuk kebaikan bangsa dan rakyat Indonesia.




Untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut, maka KAMMI melandaskan dirinya pada Anggaran Dasar sebagai berikut:




BAB I
NAMA. WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN




Pasal 1




Organisasi ini bernama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, disingkat KAMMI



Pasal 2



KAMMI didirikan di Malang pada tanggal 1 Dzulhijjah 1418 H bertepatan dengan 29 Maret 1998 M, sampai batas waktu yang tidak ditentukan.



Pasal 3



KAMMI berkedudukan di negara Indonesia dan berpusat di Ibukota Negara



BAB II



ASAS, SIFAT, VISI, DAN MISI



Pasal 4



KAMMI berasaskan Islam



Pasal 5



Organisasi ini bersifat terbuka dan independent



Pasal 6



Visi KAMMI adalah Wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin dalam upaya mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang Islami.



Pasal 7



Misi KAMMI adalah



(1) Membina keislaman, keimanan, dan ketaqwaan mahasiswa muslim Indonesia.



(2) Menggali, mengembangkan, dan memantapkan potensi dakwah, intelektual, sosial, dan politik mahasiswa.



(3) Memelopori dan memelihara komunikasi, solidaritas, dan kerjasama mahasiswa Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan bangsa dan negara.



(4) Mencerahkan dan meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang rabbani, madani, adil, dan sejahtera.



(5) Mengembangkan kerjasama antar elemen bangsa dan negara dengan semangat membawa kebaikan, menyebar manfaat, dan mencegah kemungkaran (amar ma`ruf nahi munkar).



BAB III



STATUS



Pasal 8



KAMMI adalah organisasi kemasyarakatan



BAB IV



KEANGGOTAAN



Pasal 9



Anggota KAMMI adalah Mahasiswa Muslim Indonesia yang terdaftar pada Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia maupun luar negeri dan atau telah memenuhi syarat-syarat keanggotaan.



Pasal 10



Anggota KAMMI terdiri atas:



(1) Anggota Biasa



(2) Anggota Kehormatan



BAB V



KEORGANISASIAN



Pasal 11



Struktur organisasi terdiri atas KAMMI Pusat, KAMMI Wilayah, KAMMI Daerah dan KAMMI Komisariat



Pasal 12



(1) Kepengurusan KAMMI terdiri atas Pengurus Pusat (PP) KAMMI, Pengurus KAMMI Wilayah, Pengurus KAMMI Daerah dan Pengurus KAMMI Komisariat.



(2) PP KAMMI dipimpin oleh Ketua Umum PP KAMMI, pengurus KAMMI Wilayah dipimpin oleh Ketua Umum KAMMI Wilayah, pengurus KAMMI Daerah dipimpin oleh Ketua Umum KAMMI Daerah dan pengurus KAMMI Komisariat dipimpin oleh Ketua Umum KAMMI Komisariat.



Pasal 13



Untuk menjaga keteraturan, kesinambungan, serta kesesuaian gerak langkah KAMMI dengan visi dan misi organisasi, maka dibentuk Majelis Permusyawaratan di tingkat KAMMI Pusat dan KAMMI Daerah, serta Dewan Penasehat di tingkat KAMMI Pusat, KAMMI Wilayah, dan KAMMI Daerah



Pasal 14



Apabila dianggap perlu demi pencapaian visi dan misi organisasi dalam bidang khusus dan tugas khusus maka para pengurus KAMMI dapat membentuk Badan-Badan Khusus



Pasal 15



Apabila dianggap perlu demi pencapaian visi dan misi organisasi untuk meningkatkan dan mengembangkan keahlian dan profesionalisme anggota dan peran pemberdayaan masyarakat dalam bidang tertentu maka para pengurus KAMMI dapat membentuk Lembaga Semi Otonom.



BAB VI



PERMUSYAWARATAN



Pasal 16



Permusyawaratan adalah mekanisme pengambilan keputusan yang memiliki ketetapan mengikat ke dalam dan keluar organisasi



Pasal 17



Rapat-rapat permusyawaratan dalam KAMMI meliputi: muktamar, musyawarah dan rapat, serta bentuk-bentuk pertemuan lainnya yang dianggap perlu.



Pasal 18



(1) Permusyawaratan tertinggi KAMMI berada pada Muktamar.



(2) Permusyawaratan tertinggi di KAMMI Wilayah berada pada Musyawarah Wilayah



(3) Permusyawaratan tertinggi di KAMMI Daerah berada pada Musyawarah Daerah



(4) Permusyawaratan tertinggi di KAMMI Komisariat berada pada Musyawarah Komisariat.



BAB VII



KEUANGAN



Pasal 19



(1) Keuangan KAMMI dikelola dengan prinsip halal, transparan, bertanggungjawab, efektif, efisien, dan berkesinambungan.



(2) Keuangan KAMMI diperoleh dari: uang pangkal, iuran wajib anggota, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan usaha-usaha halal yang dikelola KAMMI serta sumbangan-sumbangan lain yang halal, tidak mengikat dan tidak melanggar hukum Islam.



BAB VIII



PERUBAHAN DAN PENETAPAN



Pasal 20



(1) Perubahan Anggaran Dasar KAMMI hanya dapat dilakukan di Muktamar apabila perubahan tersebut disetujui oleh minimal 2/3 jumlah KAMMI Daerah yang hadir di muktamar.



(2) Penetapan Anggaran Dasar KAMMI dilakukan melalui Muktamar.



BAB IX PEMBUBARAN



Pasal 21



(1) Pembubaran KAMMI dilakukan melalui muktamar luar biasa yang diadakan khusus untuk agenda tersebut.



(2) Muktamar luar biasa tersebut dalam ayat (1) diusulkan oleh Pengurus Pusat KAMMI dan disetujui serta dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari KAMMI Daerah.



(3) Keputusan pembubaran ditetapkan apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 jumlah KAMMI Daerah yang hadir.



(4) Apabila KAMMI dibubarkan, maka seluruh harta kekayaan organisasi diserahkan kepada badan-badan atau lembaga-lembaga Islam yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan, sosial budaya, dan pemberdayaan kaum dhuafa.



BAB X



ATURAN TAMBAHAN



Pasal 22



Hal yang belum diatur, ditetapkan, ataupun dirinci dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.



BAB XI



PENUTUP



Pasal 23



Anggaran Dasar ini ditetapkan di Bekasi, pada Muktamar I tahun 1998. Dan diperbaharui pada:



Muktamar II di Jogjakarta, Bulan November 2000



Muktamar III di Lampung, Bulan November 2002



Muktamar IV di Samarinda, tanggal 28 September 2004



Muktamar V di Palembang, tanggal 16 September 2006



Muktamar VI di Makasar, tanggal 7 November 2008
Selengkapnya...